Reading | Reading with Short Story


Cerita Bahasa Inggris dan Artinya : JACK DAN POHON KACANG AJAIB - Joesin Translation

Share this page:  

Jack and the Beanstalk

 

Many years ago there lived a woman and her son, called Jack. She gave him everything he asked for, until one day there was nothing left. All they had of any value was their old cow. So the woman sent Jack to sell her.

 

He hadn’t gotten far when he met a strange little man.

“Where are you going with that cow?” he asked.

“To the market,” said Jack.

“No need,” said the man. “I’ll give you these beans for her.”

Jack was such a foolish fellow that he agreed.

 

“One—two—three—four—five beans,” the stranger counted out. And Jack ran home to tell his mother.

 

But his mother wasn’t pleased at all.

“You good-for-nothing boy!” she shouted, and threw Jack’s beans out of the window.

 

The next morning there was a marvelous beanstalk—as strong as an oak tree—growing right up to the sky. Without a thought, Jack climbed up it and found himself in another country.

 

He found a giant’s castle and persuaded the giant’s wife to feed him. But then he heard heavy footsteps and a loud voice saying,

 

“FEE FI FO FUM! I smell the blood of an Englishman!”

 

“Quick, hide in the oven,” said the giant’s wife. The giant looked around, but he didn’t see Jack.

So he sat down to eat his HUGE meal. Then he called for his pet hen.

 

From his hiding place, Jack could see that the hen laid an egg of solid gold every time the giant asked her to.

 

Soon the giant fell asleep, and Jack rushed out and grabbed the hen. He escaped down the beanstalk before the giant woke up.

 

Jack’s mother was very relieved to see him, and they lived well by selling the golden eggs.

 

But the beanstalk was still there, tempting Jack. Then one day, without telling his mother, Jack climbed the huge beanstalk again.

 

Everything happened as before. The giant roared, “FEE FI FO FUM! I smell the blood of an Englishman!” This time Jack hid in a cupboard. And again the giant couldn’t find Jack.

 

After dinner, the giant got out his money bags and counted his coins. But soon he was asleep and snoring. Quickly, Jack grabbed a bag and slid back down the beanstalk.

 

Three years later, Jack climbed the beanstalk again.

This time he hid in a washtub when the giant roared,

 

“FEE FI FO FUM! I smell the blood of an Englishman!”

 

The giant looked for Jack, but didn’t find him. Then the giant asked his wife to get the golden harp. Soon he fell asleep.

 

Jack crept out of the washtub and grabbed the harp. But the harp cried out, “Help, I’m being stolen!” The giant woke up and chased Jack to the top of the beanstalk.

 

But Jack was lighter than the giant and reached the bottom quickly. He flung down the harp and grabbed an ax to chop the beanstalk. It crashed down, and that was the end of the giant!

 

It was also the end of Jack’s adventures. He lived happily with his mother, along with the hen that laid eggs of solid gold and the harp that sang beautiful songs.


Download latihan soal, kunci jawaban, dan daftar kosakata penting. 



Versi bahasa Indonesia


Jack dan Pohon Kacang Ajaib

 

Bertahun-tahun yang lalu hiduplah seorang wanita dan anaknya, yang dipanggil Jack. Ia memberinya apapun yang anaknya minta, sampai pada suatu hari tidak ada apa-apa yang tersisa. Dari semua yang mereka miliki tersisalah seekor sapi tua. Lalu wanita itu meminta Jack untuk menjual sapinya.

 

Dia belum sampai jauh ketika ia bertemu dengan seorang lelaki mungil yang aneh.

“Mau kemana kamu dengan sapi itu?” Tanya lelaki itu.

“Ke pasar.” Jawab Jack.

“Tidak perlu,” lanjut lelaki mungil tersebut. “Akan aku beri biji kacang-kacangan ini untuknya.”

Jack seolah seperti orang bodoh setuju begitu saja.

 

“Satu-dua-tiga-empat-lima biji kacang-kacangan,” lelaki asing itu menghitung. Dan Jack pulang guna memberitahu ibunya.

 

Hanya saja ibunya tak senang sama sekali.

“Kamu itu tak bisa diandalkan!” Ia membentak, lalu melemparkan biji kacang Jack keluar jendela.

 

Paginya muncullah setangkai kacang yang mengagumkan-sama kuatnya dengan pohon ek-tumbuh menjulang ke langit. Tanpa pikir panjang, Jack memanjatnya dan mendapati dirinya sudah berada di negara lain.

 

Dia menemukan sebuah istana raksasa dan meminta istri raksasa memberinya makanan. Namun kemudian Jack mendengar derap langkah berat dan suara yang keras,

 

“FEE FI FO FUM! Aku mencium bauh darah orang Inggris!”

 

“Cepat, sembunyilah di pemanggang,” istri raksasa meminta. Si raksasa melemparkan pandang ke sekeliling, namun ia tidak melihat Jack.  Lalu ia duduk dan menyantap makanan besarnya. Kemudian ia meminta ayam betinanya.

Dari tempat persembunyiannya, Jack bisa melihat bahwa ayam betina itu mengerami telur emas setiap kali raksasa meminta.

 

Selepas raksasa tidur, Jack bergegas keluar dan mengambil ayam tersebut. Ia lantas kabur turun sebelum raksasa itu bangun.

 

Ibu Jack sangat lega melihatnya, dan mereka hidup kaya dengan menjual telur-telur emas.

 

Namun tangkai kacang itu masih di sana, menggoda Jack. Lalu suatu hari, tanpa memberi tahu ibunya, Jack memanjat pohon besar itu lagi.

 

Semuanya terjadi seperti sebelumnya. Si raksasa meraung, “FEE FI FO FUM! Aku mencium darah orang Inggris!” Kali ini Jack bersembunyi dalam lemari. Dan lagi raksasa tak mampu menemukan Jack.

 

Setelah makan malam, raksasa mengeluarkan tasnya dan menghitung kepingan uangnya. Tapi dengan lekas ia tidur dan mendengkur. Dengan sigap, Jack mengambil tas itu dan meluncur menuruni pohon kacang.

 

Tiga tahun kemudian, Jack memanjat lagi pohon kacang itu.

Kali ini ia bersembunyi di bak cuci ketika raksasa meraung, “FEE FI FO FUM! Aku mencium bau darah orang Inggris!”

Raksasa mencari Jack, namun ia tak menemukannya. Kemudian raksasa meminta istrinya untuk mengambilkannya alat musik harpa. Segera ia terlelap.

 

Jack merayap keluar dari bak cuci dan mengambil harpa tersebut. Namun harpa itu berteriak, “Tolong, aku dicuri!” Raksasa bangun dan mengejar Jack ke puncak pohon kacang.

 

Namun Jack lebih ringan dari raksasa dan berhasil sampai ke bawah dengan cepat. Ia melemparkan harpa itu dan mengambil sebuah kapak untuk menebang pohon kacang tersebut. Pohon itu roboh, dan juga ini menjadi akhir bagi raksasa!”

 

Kejadian tersebut juga menjadi akhir petualangan Jack. Dia hidup bersama ibunya dengan bahagia, beriringan dengan ayam betina yang mengerami telur emas dan harpa yang menyanyikan lagu-lagu merdu.

 


(Cerita diterjemahkan oleh Joesin Translation dari cerita Mary Hoffman dalam "A First Book of Fairy Tales dan Myths")