Rapunzel
Once
upon a time there was a man and his wife who had the bad luck to live next
door to a witch. They longed to have a child, and at last their wish
was granted.
One
day, the wife had a craving for some wild garlic, called Rapunzel, growing
in the witch’s garden. Her husband picked
some for her, and she ate it. The next day he went back for
more. And on the third … the witch pounced on him!
“Why
are you stealing my wild garlic?” she asked. The man explained that his wife had
a craving for the plant. “Well, I won’t harm
you, but you must give me the baby she is going to have,” said the witch.
The man, fearing for his life, agreed.
When
the time came, the wife gave birth to a lovely baby girl. But the witch came to
take the baby away. She was called Rapunzel, just like the wild garlic plant.
The
witch brought up Rapunzel and, when she was twelve, locked her in a high tower
that had no door or stairway.
Rapunzel
had beautiful, long hair, and when the witch wanted to visit her, she stood at
the foot of the tower and sang,
“Rapunzel,
Rapunzel, let down your hair, that I may climb without a stair.”
And
then she would climb up Rapunzel’s hair.
Years
later, a prince was riding by the tower when he heard beautiful singing. He saw
a lovely young woman at the window. Then he heard the witch’s rusty
voice calling, and watched her climb up the cascade
of hair.
The
next day, the prince came back and called out, “Rapunzel, Rapunzel, let down
your hair, that I may climb without a stair.” Rapunzel lowered her hair as
usual, but how surprised she was to see the prince!
After
that he came to see her every day, and soon they were in love. The prince
promised to bring silk so that Rapunzel could weave a
ladder and escape from the high tower.
But
one day, silly Rapunzel said to the witch, “I wonder
why you are so much heavier than the prince? It never hurts my hair so much
when he climbs up to visit me.”
Snip,
snap! The witch put an end to Rapunzel’s romance by cutting off her lovely,
long hair. How sorry Rapunzel was for her foolishness!
The
witch spirited Rapunzel away and left her in a desert, where the poor girl wandered around,
lost and alone. She had lots of time to feel sorry for
letting the witch know she had a prince visiting her.
Meanwhile,
the wicked witch had tied Rapunzel’s hair to the window frame. When she heard the prince
call, she let down the golden tresses as usual. Now it was the prince’s turn
for a surprise— and a very nasty one!
He
tumbled down from the high tower, and the witch made him go blind. He crawled
away, unable to see where he was going.
For
years, the prince wandered around the world, searching for his lost love,
Rapunzel. After a long time, he found himself in a desert. He was hot, tired,
and thirsty. And then he heard a lovely voice singing such a sad song that it
made him weep.
“Rapunzel!”
he cried. “Rapunzel, can it be you?” It was Rapunzel! She ran
over to
the prince and threw
her arms
around him. When she saw that her prince was now blind, she cried. Her tears
fell into his eyes, and suddenly he could see again. Rapunzel and her prince
were married, and they never saw the witch again. And Rapunzel’s hair grew
almost as long as before!
Versi bahasa Indonesia
Rapunzel
Dahulu
kala ada sepasang suami dan istri yang bernasib buruk tinggal berdampingan
dengan seorang penyihir. Mereka mendambakan seorang anak, dan akhirnya doa
mereka terkabul.
Suatu
hari, istri mengidam bawang putih liar, yang disebut Rapunzel, tumbuh di
sekitar kebun penyihir. Suaminya mengambil beberapa untuknya, dan ia
memakannya. Di kemudian hari suami kembali lagi. Dan yang ketiga kalinya…
penyihir memergokinya!
“Kenapa
kamu mencuri bawang putih liarku?” Tanya penyihir. Lelaki tersebut menjelaskan
bahwa istrinya mengidam. “Baiklah, aku tak akan menyakitimu, tapi kamu harus
memberikan bayi yang sedang ia kandung,” kata penyihir. Lelaki tersebut, dengan
penuh ketakutan, menyetujui.
Ketika
waktunya tiba, istri melahirkan bayi perempuan yang cantik. Namun penyihir
datang untuk merebut bayi itu. Ia memanggilnya Rapunzel, sama seperti nama bawang
putih liar.
Penyihir
itu membawa Rapunzel dan, ketika Rapunzel berumur dua belas tahun, mengurungnya
di menara tinggi yang tidak ada pintu atau tangga.
Rapunzel
memiliki kecantikan, rambut yang panjang, dan ketika penyihir mengunjunginya,
ia berdiri di muka menara dan berteriak.
“Rapunzel,
Rapunzel, turunkan rambutmu, yang mana mungkin aku bisa memanjat tanpa tangga.”
Kemudian
ia akan memanjat rambut Rapunzel.
Beberapa
tahun kemudian, seorang pangeran lewat menara dan mendengar nyanyian yang
merdu. Ia melihat seorang gadis muda cantik di jendela. Kemudian ia mendengar
suara penyihir yang parau memanggil, dan menyaksikannya memanjat naik juntaian
rambut.
Hari
berikutnya, pangeran kembali dan memanggil, “Rapunzel, Rapunzel, turunkan rambutmu,
bagaimana bisa aku memanjat tanpa tangga.” Rapunzel menurunkan rambutnya seperti
biasanya, tapi betapa terkejutnya ia memandang seorang pangeran!
Setelah
pangeran datang menjenguk setiap hari, dan kemudian mereka saling jatuh hati.
Pangeran berjanji akan membawakan benang sutera sehingga Rapunzel bisa menenun
sebuah tangga dan kabur dari menara tinggi itu.
Namun
suatu hari, Rapunzel yang polos berkata kepada penyihir, “Aku heran kenapa kamu
lebih berat dari pangeran? Hal itu tak pernah membuat rambutku sakit tatkala ia
naik mengunjungiku.”
Tersentaklah!
Penyihir mengakhiri kisah asmara Rapunzel dengan memotong rambut indahnya yang
panjang. Betapa menyesalnya Rapunzel atas kecerobohannya itu!
Penyihir
akhirnya merapal mantra membuat Rapunzel hilang dan meninggalkannya di sebuah
gurun, dimana gadis malang itu berkalana, tersesat dan sendiri. Ia punya banyak
waktu menyesali perbuatannya membuat penyihir tahu pangeran mengunjunginya.
Sementara
itu, penyihir yang jahat telah mengikat rambut Rapunzel ke bingkai jendela.
Ketika ia mendengar pangeran memanggil, ia membiarkan pohon keemasan itu turun
seperti biasanya. Sekarang pangeran terkejut seketika- dan si jahat.
Pangeran
terguling jatuh dari menara, dan penyihir membuatnya buta. Dia merangkak
menjauh, tak bisa melihat kemana ia pergi.
Bertahun-tahun,
pangeran berkelana mengelilingi dunia, mencari cintanya yang hilang, Rapunzel.
Setelah sekian lama, ia rasakan dirinya berada di sebuah gurun. Dia kepanasan,
lelah, dan haus. Dan kemudian ia mendengar nyanyian suara merdu seperti lagu
sedih yang membuatnya mengucurkan air mata.
“Rapunzel!”
pangeran memanggil. “Rapunzel, itukah engkau?” Itu dia Rapunzel! Rapunzel
berlari ke arah pangeran dan memeluknya. Ketika ia tahu bahwa pangerannya
sekarang buta, ia menangis. Air matanya menitik ke mata pangeran, dan tiba-tiba
saja pangeran bisa melihat lagi. Rapunzel dan pangeran akhirnya menikah, dan
mereka tidak pernah bertemu penyihir itu lagi. Dan rambut Rapunzel tumbuh
hampir sama panjangnya seperti dulu.
(Cerita diterjemahkan Joesin Translation dari buku "A First Book of Fairy Tales dan Myths" karya Mary Hoffman)
Copyright © 2020 - CV. Joesin Media Kreatif
# | Waktu | Kategori | Aktivitas |
---|